21 Mei 2012

Air Mata di Bakul Nasi

(Nestapa di Bakul Nasi)
Pena : Akh. Maemun

air mata menetes tak henti dari anak-anak terlantar
perut laparnya mengerang mengiris pilu
nasib malangnya begitu panjang
menggores sejarah negeri gemah ripah loh jinawi
ceritanya tak pernah henti dari setiap pergantian ulil amri

ibu-ibu terpasung lara ikhlaskan jiwa raga
bapak-bapak terluka asa relakan segalanya
asal iris tangis anaknya tak terdengar
biar rintih pilu permata hatinya tak mengusik kalbu
perkasa merengkuh nasib
memburu matahari pagi
mengejar rembulan ditepian malam
hanyut dalam keterpurukan
di bawah naung penampuk kekuasaan

bakul nasi yang tak pernah penuh terisi
selalu menagih di detik-detik keroncongan perut melilit
simbahan air mata jadi penghantar kisah nestapa
diantara keputusan bijak para penguasa
yang tak berpihak pada rakyat jelata

Malingping – Selatan Sisih Terpencil, 05 Juni 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tulis komentar anda