10 Juli 2009

Warna-Warni Pelangi Menepis Kabut Lalu

prakata :

walau goresan politis itu begitu lekat menusuk
jejak mudamu, tapi warna-warni pelangi memberkahimu

Warna-Warni Pelangi Menepis Kabut Lalu
Pena : Akh. Maemun
Buat : Kang Gebar Sasmita

saat hening mendekap
titik gerimis menyisakan kabut di bening kaca
membentuk bayang maya yang mesti kusentuh dengan hati
walau ada rasa takut salah eja dan membaca
aku coba menelusur kedalaman relung lekuk hatimu
setiap desir kata yang kau ucap
setiap lantun cerita yang kau tata
dan dari geliat resah kisah masa lalumu
aku banyak menggali dan menimba rasa
aku banyak mengecap arti sebuah perjalanan
aku banyak memahat tutur dan mengukir sketsa asa
hingga ciprat cat lukismu dapat kurengkuh
kubaca dengan kata kurasa dengan makna

satu cerita miris mengiris pipih perjalananmu
pahatan politis itu menggores begitu lekat
menancapkan kuasa tak berperi
menusuk jejak mudamu
menghilangkan warna mimpi indahmu
membingkai dalam buram trali
memutuskan titis citamu
memasung garis hidupmu
menghempaskan segalanya

disuatu senja dimana tangan sang kuasa berkata lain
warna-warni pelangi kebesaran membimbingmu
memapahmu menerjemahkan takdirmu
Tuhan maha segalanya
dan kini engkau bebas
bebas memandang luasnya langit
luasnya lautan dan tepian pesisir yang menghampar
boleh kau lukis gunung
semaikan cita-citamu di sana setinggi mungkin
boleh kau lukis manusia
dan tanamkan di sana rasa cinta dan kasihmu
boleh kau lukis apa saja
asal jangan lupa
bahwa Tuhanlah di atas segalanya
goresan tanganmu adalah goresan titis kasih Tuhan
warna-warni indahmu adalah warna-warni indah Tuhan

aku termenung dalam rengkuh yang dalam
tak bisa membaca takdirmu dengan mata batinku
itu rahasiaNya yang teramat rahasia
yang kutahu atas kuasaNya
warna warni pelangi memberkahimu
warna-warni pelangi penepis kabut lalumu

Malingping – Selatan Sisih Terpencil, 22 Mei 2007

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan tulis komentar anda