Buah Pena : Akh. Maemun
“Hari akhir tidak akan datang kepada kita
sampai dataran Arab sekali lagi menjadi
dataran berpadang rumput dan dipenuhi
dengan sungai-sungai”.*)
Salju tercurah merambah dataran Arab Saudi.
Inikah pertanda itu ?
Kalau saja kebersamaan kita bina sejak semula.
Cakrawala ini takkan tercoreng di mata Sang Maha Basir.
Kalau saja kita tidak mengawini kegelapan.
Kelelawar-kelelawar itu tak kan lahir.
Dan kini kita telah ditelanjangi tanpa busana kehormatan,
tapi masih tak sadar diri.
Dataran Saudi sebentar lagi berpadang rumput.
Inikah pertanda itu ?
Kalau saja kita mau berkaca sejak pertama.
Cakrawala ini tak kan terkoyak di rasa Sang Maha Rahman.
Kalau saja kita tidak menggumuli nafsu.
Ambisi-ambisi itu tak kan menjadi budak keturunan.
Dan kini kita telah dilucuti tanpa kain harga diri,
tapi masih tak mau mengerti.
Sungai-sungai akan memenuhi seluruh Jajirah Arab.
Inikah pertanda itu ?
Kalau saja kita tidak menabur badai sejak awal.
Kalau saja kita tidak menceraikan keimanan.
Cakrawala ini takkan tenggelam.
Cakrawala ini takkan berakhir di asa Sang Maha Rahim.
Dan kini kita akan dikembalikan ke tempat yang paling hina,
hari akhir dimana neraka itu berada.
Satu tanda merona Jajirah Arab, seribu ciri terjadi dinegeri ini.
Kita telah melukai-Nya, dan kita telah ditinggalkannya.
“Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka
setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah
tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”.**)
Malingping, 14 November 2002
9 Syawal 1423 H
Ctt :
*) H.R. Muslim.
**) Q.S. Al-Baqarah : 120.
Walau hanya tersentuh kerlip pelita dalam nanar keterpurukan yang dalam, tapi semburat mutiara masih tetap memancar dari malingping selatan sisih terpencil (inilah sisa-sisa harapan terindah yang bisa kita nikmati bersama)
10 Juli 2009
CAKRAWALA KITA SUATU TANDA
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
silahkan tulis komentar anda